Manusia diciptakan memiliki akal pikiran dan perasaan. Perasaan dalam diri manusia begitu kompleks, sehingga dapat menimbulkan reaksi yang begitu beragam.
Perasaan suka, cinta dan kagum sering kali kita rasakan, baik kepada barang yang kita miliki, kepada pasangan, kepada teman atau kepada idola. Hal tersebut lumrah terjadi dalam diri manusia, akan tetapi perasaan tersebut memiliki batasan agar bisa disebut wajar.
Sebetulnya perasaan untuk mengidolakan seseorang juga suatu hal yang biasa, akan tetapi bentuk kekaguman tersebut sering kali menimbulkan reaksi berlebih, bahkan bisa mengganggu kenyamanan orang lain. Fenomena mengidolakan seseorang secara berlebih ini bisa berpotensi menimbulkan yang dinamakan Celebrity Worship Syndrome.
Pengertian Celebrity Worship Syndrome
Celebrity Worship Syndrome itu sendiri digambarkan sebagai perasaan yang bersifat obsesif dan adiktif. Celebrity worship Syndrome juga dapat diartikan sebagai sindrom perilaku obsesif dan adiktif terhadap artis dan segala sesuatu yang berhubungan dengan artis tersebut, termasuk kehidupan pribadinya. Pada tahap ini seseorang akan merasa terlibat, berkontribusi, dan merasa memiliki hak atas detail kehidupan orang yang ia idolakan. Kendati demikian, pengidap sindrom tersebut kerap kali tidak menyadari bahwa hubungannya sebagai penggemar dengan idola merupakan hubungan parasosial (hubungan satu sisi) di mana seorang mengetahui yang lain, tetapi yang lainnya tidak. Celebrity worship dipengaruhi oleh kebiasaan individu melihat, mendengar, membaca dan mempelajari menyangkut kehidupan idolanya terlalu berlebihan sehingga bisa menyebabkan sifat empati, identifikasi, obsesi dan asosiasi yang bisa memunculkan konformitas
Sindrom ini bisa menyasar kepada seseorang yang mengidolakan penulis, politikus, pebisnis, hingga tokoh masyarakat. Akan tetapi gangguan seperti ini sering kali ditemukan pada diri penggemar selebritas televisi, penyanyi, dan aktor/aktris film
Pemujaan selebriti (celebrity worship) adalah bentuk dari hubungan satu arah yang terjadi pada seseorang dan tokoh idolanya dimana seseorang menjadi terobsesi terhadap selebriti. Salah satu pemujaan selebriti yang terjadi di Indonesia adalah maraknya masyarakat yang mengidolakan budaya Korea. Budaya populer Korea atau juga dikenal dengan Hallyu merujuk pada potret kerangka budaya pop yang menawarkan bentuk hiburan berupa film, drama, variety show Korea, dan musik Korean Pop (K-Pop) yang secara perlahan membawa masuk makanan, fashion, game komputer, dan negara Korea sendiri. Hallyu secara perlahan membawa pengaruh dalam gaya hidup masyarakat khususnya para remaja dan dewasa muda. Bentuk manifestasi dari kegiatan konsumsi budaya Korea ini dapat dilihat dari makanan (food), gaya berpakaian (fashion), dan bentuk hiburan (fun). Fenomena yang marak terjadi adalah fenomena sasaeng fans dan fenomena virtual husband and Wife. Fenomena tersebut menunjukakan bahwa fans dapat menjadi terobsesi dengan artis favoritnya. Hal ini dapat dikategorikan sebagai celebrity worship Syndrome
Mengidolakan seseorang secara psikologis adalah hal yang normal. Banyak remaja atau orang usia dewasa muda mengidolakan seseorang dalam hidupnya sebagai bagian dari mencari jati diri, atau kagum dengan kemampuan atau kesuksesan sang idola tersebut, dan ingin seperti yang diidolakan. Mengidolakan secara berlebihan, tidak termasuk dalam gangguan psikologis. Menguntit dan posesif masih termasuk dalam gangguan behaviour. Tetapi jika sudah terdapat gangguan delusional, maka ini termasuk gangguan psikologis dan membutuhkan penanganan khusus. Gangguan delusional yang dimaksud adalah misal: menganggap sang idola juga menyukainya, berpacaran dengannya, memiliki hubungan khusus dengan sang idola, yang dalam kenyataannya tidak benar.
Dimensi Celebrity Worship :
- Entertainment social value, motivasi dalam diri seseorang untuk terus
melakukan pencarian informasi tentang selebriti favoritnya salah satunya melalui media sosial. - Intense-personal-feeling, refleksi dari perasaan intensif dan kompulsif terhadap
selebriti. Hal ini menyebabkan seseorang memiliki kebutuhan untuk mengetahui
apapun tentang selebriti favoritnya. - Borderline-pathological tendency, ketersediaan seseorang untuk melalukan
apapun demi selebriti favoritnya, namun hal ini cenderung tidak terkontrol dan
menjadi irasional.
Faktor-faktor yang menyebabkan Celebrity Worship Syndrome
Sebagian orang tidak menyadari bahwa sikap dan tindakan yang mengatasnamakan diri sebagai penggemar sering kali terbilang kelewatan. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan mengenai faktor apa saja yang bisa membuat seseorang mengidap Celebrity Worship Syndrome.
1. Usia
Usia memang tidak selamanya menentukan kedewasaan berpikir, tetapi pada umumnya umur 11 tahun hingga 17 tahun lebih besar berpotensi mengidap Celebrity Worship Syndrome. Karena setelahnya seseorang akan mulai berkurang hasrat mengidolakan idolanya lantaran terlalu sibuk dengan kehidupan pribadi.
2. Pendidikan
Seseorang bisa begitu fanatik mengidolakan idolanya, dan bisa merugikan orang lain, sehingga hal tersebut bisa dicap sebagai tindakan yang merepresentasikan nilai intelegensi rendah. Sementara itu seseorang yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi bisa memperhitungkan tindakannya yang berpotensi dapat merugikan citra idolanya.
3. Keterampilan Sosial
Penting untuk memiliki keterampilan sosial, apalagi saat ini hidup di era digital. Seseorang dengan keterampilan sosial yang buruk melihat bahwa celebrity worship merupakan pengisi kekosongan yang terjadi dalam hubungan yang nyata.
Mengidolakan seseorang merupakan perbuatan yang baik jika tidak berlebihan, sesuatu yang wajar apabila seseorang bisa mendukung dan berkontribusi menghidupkan karya sang idola. Menjadi tidak wajar ketika seorang penggemar mulai tidak bisa membedakan kehidupan pribadi idolanya, lalu kemudian merasa berhak atas seluruh aspek kehidupan idolanya.
Selain itu, ada faktor yang dapat mempengaruhi celebrity worship menurut Swami (dalam Fajariyani, 2018) yakni:
- Religiusitas
Glock dan Stark (dalam Ancok & Suroso, 2011) mengatakan bahwa religiusitas ialah semua fungsi manusia, termasuk keyakinan, emosi, dan perilaku yang cermat dan sadar yang diarahkan pada ajaran agama mereka. Dalam faktor ini, aspek keyakinan beragama berkaitan dengan tingkat keyakinan religius seseorang. - Body image
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maltby dkk (2005) bahwa celebrity worship juga dipengaruhi oleh citra tubuh. Sejenis selebriti dengan tubuh ideal biasanya seorang penggemar yang menjadikan tolak ukur tubuh idola untuk membentuk tubuh ideal seperti idolanya.
- Kepribadian
Kepribadian di sini didefinisikan sebagai perilaku individu ataupun penggemar yang dipengaruhi oleh idola.
Jadi kesimpulannya, boleh kita untuk mengidolakan seseorang tapi secara tidak berlebihan dan mengambil yang baik dari idola kita tersebut dan hal-hal yang buruk bisa kita tinggalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alodokter.com. 19 November 2016. Mengidolakan artis berlebihan, termasuk gangguan kepribadian kah ?. Diakses pada 20 Juli 2022, dari www.alodokter.com/komunitas/topic/apakah-termasuk-gangguan-psikologi-2
ejournal.uin-suska.ac.id. 3 September 2020. Gambaran Celebrity Worship Pada Penggemar K-Pop. Diakses pada 20 Juli 2022, dari ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Psikobuletin/article/view/9858
karyailmiah.unisba.ac.id. 2017. Study deskriptip mengenai celebrity worship pada anggota aktif bandung Korean community (x). Diakses pada 21 Juli 2022 dari https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/download/94...
pramborsfm.com. 22 Mei 2022. Celebrity Worship Syndrome: Mengidolakan Seseorang dengan Berlebihan. Diakses pada 22 Juli 2022, dari https://www.pramborsfm.com/lifestyle/celebrity-worship-syndrome-mengidol...