BIOFEEDBACK UNTUK KECEMASAN

Cemas adalah perasaan yang muncul ketika kita khawatir atau takut akan sesuatu. Rasa takut dan khawatir merupakan hal yang manusiawi. Setelah beberapa waktu,  biasanya seseorang akan merasa lebih tenang dan nyaman. Ketika rasa takut dan khawatir dalam batasan tertentu yang dianggap normal, dapat membantu menjaga kita, bahkan melindungi dari suatu hal yang bahaya. Akan tetapi, ada kalanya, rasa cemas membuat keadaan terasa menjadi lebih buruk dari yang sebenarnya dan membuat kewalahan. Ketakutan dan kekhawatiran yang berlangsung berkepanjangan dapat menyebabkan masalah dan tentunya akan mempengaruhi aspek kehidupan seseorang. Yang harus dilakukan adalah menjalani perawatan dan meningkatkan kualitas hidup dengan mengubah pola pikir. Stres sudah menjadi hal yang umum akhir-akhir ini. Diantara berbagai pilihan perawatan untuk gangguan kecemasan, ada satu yang dianggap mudah dilakukan, non invasif, dan efektif, yaitu Terapi Biofeedback.

Terapi Biofeedback adalah pendekatan dengan terapi alternatif, yang melihat dan mengajarkan kita bagaimana cara tubuh kita berfungsi. Ini adalah terapi yang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Selama sesi biofeedback berlangsung 60-90 menit, para terapis menggunakan peralatan dan instrumen pementauan non invasiv untuk melihat dan mengukur fungsi tubuh. Peralatan atau perangkat yang dipasang pada tubuh/kulit akan mengirimkan sinyal ke monitor yang menampilkan suara atau gambar yang menunjukkan detak jantung, pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, keringat dan aktivitas otot. Beberapa jenis biofeedback yang bisa digunakan memantau fungsi tubuh, yaitu:

Elektromiogram (EMG): alat ini mengukur aktivitas ketegangan otot.

Termal: mengukur suhu tubuh

Electroencephalograpy (EEG): mengukur gelombang otak

Electrodermal Activity (EDA): mengukur keringat, dapat digunakan mengatasi rasa sakit dan kecemasan

Variabilitas denyut jantung (HRV): mengukur denyut jantung

Komputer akan memproses informasi dari sensor pada perangkat monitor. Ketika mengalami stres dan cemas, tentunya fungsi tubuh yang ditampilkan pada monitor akan berubah. Setelah informasi berupa umpan balik yang didapatkan, terapis akan menjelaskan dan menyarankan strategi untuk mengubah cara tubuh berfungsi. Mungkin terapis biofeedback akan membantu mempraktikkan latihan relaksasi yang dapat disesuaikan untuk mengendalikan fungsi tubuh anda. Beberapa terapi relaksasi yang dapat digunakan dalam terapi biofeedback yaitu, relaksasi napas dalam, relaksasi otot progresif, dan imajinasi terbimbing. Setelah mempelajari latihan melalui biofeedback dengan para terapis, latihan bisa dilakukan secara mandiri.

Biofeedback sudah terbukti memiliki manfaat dalam mengatasi masalah kesehatan, khususnya kecemasan. Studi yang dilakukan Beckham et al (2013) menyebutkan bahwa terapi biofeedback secara klinis, efektif menangani gangguan kejiwaan, termasuk kecemasan. Schoenberg & David (2014) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan gangguan kejiwaan  yang paling sering diobati (68,3%) dengan menggunakan terapi biofeedback.

 

 

Referensi

Beckham et al (2013). A Pilot Study of Heart Rate Variability Biofeedback Therapy In The Treatment of Perinatal Depression On A Specialized Perinatal Psychiatry Inpatient Unit. Diakses dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov.

 

Schoenberg & David (2014). Biofeedback For Psychiatric Disorders: A Systematic Review. Diakses dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov.

Penulis: 
Yabani Azmi, S.Kep., Ns, M.Kep
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

14/04/2025 | Ns. Rosita, Am.Kep.,S.Kep
10/04/2025 | Enser Rovindo, S.Kep.Ners
19/03/2025 | Angga Kusuma,AMK
19/03/2025 | Veka Padila,S.Kep.,Ns
19/03/2025 | Sari Anggun Feby Royanti, S.Kep. Ners
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori