Sebagaimana parah dampak buruk yang bisa terjadi pada anak karena pangan jajanan yang tidak aman tergantung dari beberapa faktor, seperti faktor banyaknya konsumsi, faktor penanggulangan, dan kondisi tubuh anak. Bila semakin banyak konsumsi jajanan yang tidak aman, semakin lama penanggulangan diberikan, serta semakin lemah kekebalan dan kondisi fisik anak, maka semakin serius dampak buruk yang bisa dialami anak. Perlu diketahui bahwa anak lebih rentan terhadap keracunan pangan dibandingkan orang dewasa.
Selain itu, pangan jajanan yang biasa anak beli di sekolah biasanya hanya mengenyangkan perut anak, tetapi tidak mengandung gizi yang kaya. Sehingga, bisa jadi anak kekurangan asupan zat gizi penting, seperti zat besi, yang dapat menyebabkan anak menderita anemia gizi. Jika anak sering sakit, maka absen anak akan lebih banyak dan bisa berpengaruh pada prestasi anak di sekolah.
Karena adanya kandungan bahan berbahaya tersebut atau karena kebersihan jajanan yang tidak terjaga, beberapa pangan jajanan tidak aman bagi anak sekolah. Pangan jajanan yang tidak aman ini dapat menyebabkan anak sakit. Anak bisa mengalami kondisi seperti pusing dan mual, mual-muntah, kram perut, kram otot, lumpuh otot, diare, cacat, bahkan mungkin bisa menyebabkan kematian bila kondisi anak sudah sangat serius.
Banyaknya pedagang yang berjualan di pinggir jalan memudahkan kita untuk membeli makanan/minuman yang ingin dibeli. Selain harganya terjangkau, makanan yang dijualpun beragam mulai dari kue basah, jus buah, hingga masakan rumahan.
Membeli makanan/ minuman di pinggir jalan memang tidak dilarang. Namun Anda harus tetap memperhatikan sebelum membeli. Masalahnya, banyak oknum nakal tidak memperhatikan masalah kebersihan tempat, makanan/ minuman yang dijual.
Untuk itu, perlu Anda ketahui bahaya membeli makanan/ minuman sembarangan terutama jajanan yang kurang sehat. Merangkum dari situs resmi Kementrian Kesehatan pada Rabu (05/6/2024) berikut ini beberapa ciri-ciri jajanan berbahaya dan kurang sehat yang harus Anda waspadai:
1. Makanan kotor tidak tertutup
Makanan kotor tidak tertutup bisa terkontaminasi bakteri Escherichia Coli dan Salmonella Enterica yang memicu datangnya sakit perut, demam, diare, muntaber, typus, kolera, desentri, dll. Bakteri-bakteri tersebut ditemukan pada 25% makanan dan peralatan dapur. Sementara bakteri Listeria dapat ditemukan pada sekitar 10% dari peralatan dapur tersebut.
2. Makanan/ minuman dengan warna indah menyolok
Makanan/ minuman dengan warna indah menyolok bisa jadi mengandung bahan kimia seperti; Rodhamine, Formalin, Borax, dan Metanil Yellow. Jika di konsumsi bisa mengakibatkan kerusakan hati, paru, otak, usus, lambung, ginjal, dll
3. Makanan terlalu gurih / manis
Mengkonsumsi makanan/ minuman manis, asin dan berlemak diketahui memicu penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes dan jantung. Untuk itu hindari konsumsi makan/ minuman yang terlalu manis, asin dan berlemak secara berlebihan.
Hal ini berkaitan dengan keamanan dan kebersihan makanan mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga pengemasan.
Jajanan yang tidak bersih dan aman akan berisiko menimbulkan sejumlah masalah kesehatan seperti di bawah ini.
1. Diare
Jajan sembarangan bisa menyebabkan diare karena makanan bisa tercemar berbagai jenis bakteri makanan, virus, dan kotoran.
Hal ini timbul akibat pengolahan, pengemasan, hingga penyimpanan makanan yang tidak higienis.
Seperti yang Anda ketahui, makanan yang dijual di pinggir jalan biasanya cenderung mudah terkena polusi lingkungan.
Tak jarang, pedagang sendiri tidak memperhatikan kebersihan wadah pembuatan dan lupa mencuci tangan saat menjual makanan.
Karena banyaknya kontaminasi ini, bakteri baik di usus kalah dalam melawan patogen yang masuk sehingga mengakibatkan gangguan pencernaan.
2. Masalah gigi
Jajan sembarangan juga dapat mengakibatkan Anda mengalami masalah gigi seperti karies (tooth decay). Karies adalah kondisi gigi berlubang yang terjadi akibat adanya plak yang menempel dan perlahan-lahan merusak lapisan gigi.
Menurut WHO, salah satu penyebab karies adalah asupan makanan mengandung tinggi gula secara terus-menerus tanpa disertai perawatan gigi yang tepat.
Selain diare, akibat jajan sembarangan bisa memicu demam tifoid atau yang lebih sering dikenal sebagai tipes.
Demam ini diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhi yang mencemari makanan atau minuman.
Selain itu, bakteri ini dapat ditularkan oleh seseorang yang terinfeksi melalui urine atau feses.
Proses pengolahan makanan yang tidak higienis hingga makanan sampai ke tangan Anda dapat menjadi perantara masuknya bakteri ini ke dalam tubuh.
Gejala yang ditimbulkan dari infeksi ini adalah demam yang meningkat setiap hari, pusing, lemas, sakit perut, hingga nafsu makan menurun.
Untuk memastikan seseorang terinfeksi tipes, perlu dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium.
Bila ditemukan positif tipes, biasanya pasien akan disarankan untuk istirahat total, mengonsumsi makanan dari rumah, dan minum obat-obatan bila diperlukan.
4. Radang tenggorokan
Akibat jajan sembarangan, Anda bisa mengalami radang tenggorokan.
Menurut situs CDC, radang tenggorokan adalah infeksi pada tenggorokan dan amandel yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus grup A.
Radang tenggorokan yang diakibatkan oleh bakteri ini cukup cepat menular, yaitu melalui droplet atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Kondisi ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang tidak ditangani dengan baik.
Tak hanya disebabkan oleh bakteri strep A, radang tenggorokan juga dapat dipicu oleh kandungan bumbu sintetis atau proses menggoreng makanan dengan minyak yang jarang diganti.
Gejala yang muncul dapat berupa rasa gatal di tenggorokan hingga batuk. Pada anak-anak, tak jarang kondisi ini disertai demam dan kesulitan menelan.
5. Keracunan makanan
Tahukah Anda bahwa jajan sembarangan dapat berisiko mengandung bahan kimia berbahaya?
Mengutip situs Kementerian Kesehatan RI, makanan yang dijajakan oleh PKL umumnya tidak dipersiapkan secara baik dan bersih.
Bahkan, besar kemungkinan jajanan tersebut mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, pengawet, hingga pewarna yang dilarang (rhodamin B).
Jamak diketahui bahwa bahan kimia berbahaya tersebut tidak semestinya dikonsumsi, apalagi dalam jumlah banyak.
Sebagai contoh, rhodamin B yang digunakan untuk memberikan warna cerah mencolok pada makanan.
Bahan pewarna tekstil ini mengandung senyawa klorin yang bersifat toksik yang dapat menyebabkan Anda keracunan.
6. Gejala keracunan sendiri bisa beragam, yaitu mual dan muntah, diare, dan kram perut.
Menurut BPOM, pangan jajanan yang sesuai adalah yang aman, bermutu, dan bergizi. Beberapa tips untuk memilih pangan jajanan, yaitu:
1. Pilih jajanan yang aman
Seperti apa? Jajanan yang aman adalah yang bersih, sudah dimasak, tidak bau tengik, dan tidak bau asam. Anda bisa memilih jajanan yang bersih dengan memperhatikan kebersihan tempat jualan jajanan tersebut dan kebersihan pedagang jajanan. Perhatikan segala hal yang berhubungan dengan kebersihan, mulai dari sumber air untuk mencuci, cara penyimpanan makanan, cara penyajian makanan, tempat untuk menyajikan makanan, dan sebagainya.
2. Jaga kebersihan
Sebelum makan jajanan, biasakan anak untuk selalu mencuci tangannya. Tangan bisa menjadi sumber kuman. Anak sering untuk menyentuh apa saja dan kemudian memakai tangannya untuk makan. Padahal, di situlah sumber bakteri yang dapat menyebabkan penyakit, seperti diare. Sekolah biasanya sudah menyediakan tempat cuci tangan di setiap sudutnya. Biasakan anak untuk selalu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
3. Perhatikan warna, rasa, dan aroma makanan
Beri tahu anak bahwa sebaiknya ia tidak memilih makanan atau minuman yang berwarna mencolok, memiliki rasa yang terlalu asin, manis, atau asam, dan atau mempunyai aroma yang tidak enak, seperti bau tengik. Juga, batasi anak untuk mengonsumsi minuman ringan atau minuman berasa. Terutama bagi anak yang kelebihan berat badan atau obesitas, sebaiknya batasi asupan gula, garam, dan lemaknya dalam sehari, seperti yang ditemukan dalam makanan cepat saji (fast food).
4. Baca label makanan
Jika anak membeli makanan dalam kemasan, ajarkan ia untuk selalu membaca label makanan pada kemasan makanan tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah nama jenis produk, tanggal kedaluwarsa, komposisi, dan informasi nilai gizi (jika ada). Biasanya anak langsung saja memakan makanan dalam kemasan, padahal bisa saja makanan tersebut sudah kedaluwarsa, dan hal ini bisa menyebabkan anak sakit.
Sumber:
https://www.rri.co.id/lain-lain/738696/ciri-ciri-jajanan-berbahaya
https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/jajan-sembarangan-bikin-...