Sindrom Neuroleptic Malignan atau yang disingkat SNM merupakan suatu tanda gejala yang jarang terjadi dan kita temui pada pasien. Bahkan beberapa orang kurang mengetahui tentang sindrom ini. Sindrom neuroleptic Malignan merupakan suatu kondisi gawat darurat neuropsikiatri yang diakibatkan karena penurunan dopamine di system saraf pusat, yang bila tidak ditangani dengan tepat dapat mengancam nyawa penderitanya. Kondisi ini terkait dengan penggunaan obat-obatan psikotik, umumnya berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian. Sindrom ini biasanya terjadi pada sebagian kecil populasi individu.
Adapun tanda gejala yang dapat kita temui pada penderita sindrom Neuroleptic Maligna antara lain :
- Suhu meningkat (Hipertermia 38,5 0C)
- Kekakuan otot
- Peningkatan CPK (Enzim Creatinin Fosfokinase ) > 10.000
- Perubahan status mental /kesadaran menurun
- Kejang general, opistotonus, tanda babinski: positif, gerakan korea
- Leukositosis > 30.000
- Takikardia , detak jantung yang cepat
- Disfungsi system saraf otonom, tekanan darah dapat tinggi dan juga tekanan darah rendah
- Peningkatan enzim hepar
- Kerusakan syaraf dan dapat menyebabkan amnesia dan gangguan memori
- Keringat berlebih / keringat yang banyak.
Berdasarkan tanda dan gejala diatas, maka masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan Sindrom Neuroleptic Maligna antara lain :
- Gangguan sirkulasi spontan
- Penurunan curah jantung
- Resiko perfusi serebral tidak efektif
- Hipertermia
- Resiko jatuh
- Resiko cedera
Apa yang harus dilakukan oleh perawat saat menghadapi pasien dengan Sindrom Neuroleptic Maligna? Adapun Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain :
- Lakukan pengkajian awal dan pengkajian lanjutan keperawatan. Perawat perlu mengetahui dan memahami sejak dini tanda gejala sindrom Neuroleptic Maligna, sehingga dapat melaporkan kepada tim medis terkait manifestasi klinis penyakit yang muncul pada pasien. Hal ini juga dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis Sindrom Neuroleptik Maligna.
- Lakukan tindakan kolaborasi dengan tim medis untuk menghentikan obat-obatan farmakologis, seperti obat psikotik yang diduga sebagai factor pencetus Sindrom Neuroleptik Maligna. Selanjutnya tim medis bisa memberikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut.
- Pindahkan pasien ke ruang ICU (Intensive Care Unit). Kemungkinan terjadinya angka kematian pada penderita Sindrom Neuroleptic Maligna sangat tinggi, karena itu diperlukan perawatan yang intensif / khusus untuk mengembalikan kondisi kesehatan pasien.
- Berikan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul pada pasien
- Lakukan perawatan terapi suportif untuk mendukung dan memperbaiki keadaan umum pasien. Perawatan suportif dilakukan dengan berfokus pada proteksi jalan napas, suportif perfusi sistemik, pencegahan gagal organ sistemik, penanganan hipertermia dan manajemen keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Tindakan kolaborasi juga diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium yang dapat menunjang diagnosa Sindrom Neuroleptic Maligna seperti peningkatan serum CPK.
Tetapi perlu diingat bahwa bila ada tanda gejala lain yang ditemukan pada penderita, maka tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Lalu berapa lama waktu perawatan dan pengobatan yang diperlukan untuk mengatasi sindrom ini ? Untuk jangka waktu perawatan pada masing-masing pasien dapat bervariasi, rata-rata butuh waktu 7-10 hari bila dirawat dengan baik dibawah pengawasan dokter ahli. Dalam waktu 1 - 3 bulan maka kondisi pasien diharapkan dapat kembali membaik.
Sumber Buku :
- Mann C. Stephan, Neuroleptic Malignant Syndrome and Related Conditions
- Patria Yudha Putra and Yunias Setiawati (2021). Neuroleptic Malignant Syndrome: A Review of diagnosis and treatment. Journal of Indian Society of Toxicology, 16(2):32-38; https://doi.org/10.31736/2020v16i2/32-38
- PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
- PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.