Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun non sintetis yang dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang menimbulkan ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh narkotika yang terkenal adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin, amfetamin, dan lain-lain.Sebetulnya penggunaan narkotik, obat-obatan, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) untuk berbagai tujuan telah ada sejak jaman dahulu kala.
Masalah timbul bila narkotik dan obat-obatan digunakan secara berlebihan sehingga cenderung kepada penyalahgunaan dan menimbulkan kecanduan (dalam bahasa Inggris disebut “substance abuse”). Dengan adanya penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui pola hidup para pecandu, maka masalah penyalahgunaan NAPZA menjadi semakin serius. Lebih memprihatinkan lagi bila yang kecanduan adalah remaja yang merupakan masa depan bangsa, karena penyalahgunaan NAPZA ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan, sosial dan Ekonomi suatu bangsa. Dalam istilah sederhana NAPZA berarti zat apapun juga apabila dimasukkan kedalam tubuh manusia, dapat mengubah fungsi fisik dan/atau psikologis. NAPZA psikotropika berpengaruh terhadap system pusat syaraf (otak dan tulang belakang) yang dapat mempengaruhi perasaan, persepsi dan kesadaran seseorang.
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga :
- Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
- Hubungan kurang harmonis
- Orang tua yang bercerai, kawin lagi
- Orang tua terlampau sibuk, acuh.
- Orang tua otoriter,
- Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
- Kurangnya kehidupan beragama.
2. Lingkungan Sekolah :
- Sekolah yang kurang disiplin
- Sekolah terletak dekat tempat hiburan
- Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
- Adanya murid pengguna NAPZA.Lingkungan
3. Teman Sebaya :
- Berteman dengan penyalahguna
- Tekanan atau ancaman dari teman.
4. Lingkungan Masyrakat / Sosial :
- Lemahnya penegak hokum
- Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA. Prof Dr dr Dadang Hawari, Psikiater dari Madani Mental Health Care Foundation mengatakan ada 4 aspek penting dalam program rehabilitasi korban NAPZA. 4 Aspek ini adalah biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
"Biologi untuk menghilangkan kecanduannya, psikologi untuk kesehatan mental, sosial untuk aktivitas dan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. 4 aspek ini tak bisa dipisahkan dalam rehabilitasi korban NAPZA,"
Dijelaskan Prof Dadang bahwa aspek biologi diperlukan dalam pengobatan kecanduan. Kecanduan NAPZA merupakan akibat dari rusaknya sistem transmisi saraf di otak. Dengan pengobatan, Prof Dadang mengatakan kecanduan ini bisa dihilangkan. Setelah kecanduan dihilangkan, korban tidak akan lagi merasa sakaw yang diakibatkan oleh gejala putus obat (withdrawal syndrome). Dari situ, korban mendapat dukungan psikologi yang berasal dari keluarga. "Keluarga dan orang tua harus bisa menghilangkan stigma, mencintai anaknya, mendukung anaknya dalam program rehabilitasi. Tidak bisa dengan asal masukkan panti lalu tidak dijenguk. Di sini peran keluarga dan orang tua sangat krusial," terangnya.
Setelah itu, korban yang sudah menjalani rehabilitasi akan diajak untuk melakukan kegiatan sosial. Kegiatan sosial bisa apa saja mulai dari olahraga, bermain musik hingga jalan-jalan. Kegiatan sosial penting untuk membuat anak sibuk dan menjauhi NAPZA. Terakhir adalah spiritual. Aspek spiritual tak bisa dilepaskan karena pendekatan agama memiliki manfaatnya sendiri. Dengan melakukan pendekatan agama korban diharapkan mengerti bahwa penggunaan NAPZA merugikan, baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Semoga disetiap rehabilitasi di Indonesia ada pada program-program rehabilitasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3066958/4-aspek-ini-penting-dalam-program-rehabilitasi-korban-napza. Di akses tanggal 15 desember 2022.
https://idoc.pub/documents/makalah-penyalahgunaan-napza-qvndpw66ygnx. Di akses tanggal 15 desember 2022.
www.pendprofkuht.com/2020/07/terapi-dan-rehabilitasi-penyalahguna. Di akses tanggal 15 desember 2022.