Kasus Orang dengan masalah gangguan jiwa atau ODGJ dalam beberapa waktu ini mengalami suatu peningkatan sehingga kegawatdaruratan psikiatri juga mengalami peningkatan, seiring jalan dengan masalah tersebut diperlukan penanganan kegawatdaruratan psikiatri sesuai dengan metode yang semestinya agar tidak terjadi kesalahan atau hal-hal yang membahayakan bagi klien itu sendiri, medis dan paramedis, keluarga dan masyarakat.
Kegawatdaruratan psikiatri adalah setiap gangguan dalam pikiran, perasaan, atau tindakan baik itu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain dan membutuhkan pengobatan segera dengan kata lain
Kegawatdaruratan psikiatri (psychiatric emergency) adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan mental akut dan membutuhkan penanganan dan intervensi medis segera.
Contoh keadaan kegawatdaruratan psikiatri diantaranya :
1. Serangan panik
Perasaan cemas yang dialami klien atau pasien secara berlebihan yang dapat disertai dengan kondisi tanda-tanda vital yang mengalami peningkatan seperti detak jantung, sesak nafas dan pusing
2. Percobaan bunuh diri,
Keadaan dimana klien memiliki keingianan atau perencanaan untuk mengakhiri kehidupannya
3. Psikosis.
Kondisi dimana pasien mengalami gangguan dalam hal persepsi dan pikiran
4. Perilaku kekerasan
Keadaan klien yang menunjukkan perilaku amarah, agresif yang dapat membahayakan lingkungan termasuk diri klien sendiri dan orang lain
5. Ketergantungan zat
Keadaan klien yang mengalami kondisi ketergantungan zat seperti Napza, alkohol dan sebagainya
6. Serangan histeris
Keadaan klien dimana ia mengalami reaksi emosi yang berlebihan, seperti menangis , tertawa dll
Penanganan kegawatdaruratan psikiatri membutuhkan keahlian khusus, karena gangguan ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Tujuan pelayanan kedaruratan psikiatri adalah untuk:
1) Memberikan perawatan tepat waktu atas kedaruratan psikiatri,
2) Tersediannya fasilitas kesehatan atau perawatan yang bersifat lokal dan berbasis
masyarakat,
3) Menjauhkan penyebab perilaku pasien yang mungkin mengancam nyawa atau
meningkatkan morbiditas medis
4) Berjalannya kesinambungan perawatan.
Proses evaluasi di kedaruratan psikiatri antara lain:
1) Wawancara kedaruratan psikiatri,
2) Pemeriksaan fisik, dan
3) Pemeriksaan penunjang.
Aspek-aspek yang harus dievaluasi pada pasien yang dirujuk ke bagian psikiatri adalah risiko bunuh diri, risiko kekerasan (violence), dan penilaian psikososial.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada seting kedaruratan psikiatri yaitu,
1) Agitasi dan agresi,
2) Withdrawal (lepas zat),
3) Intoksikasi zat,
4) Kekerasan domestik,
5) Kekerasan pada anak,
6) Kekerasan pada lansia, dan
7) Perkosaan.
Faktor penyebab kegawatdaruratan psikiatri antara lain :
1. Krisis kehidupan
Seperti masalah keluarga, lingkungan , ekonomi sosial dan budaya
2. Gangguan mental yang sudah ada
Seperti depresi, cemas, skizofrenia, dan bipolar
3. Efek samping obat
4. Penyalahguinaan zat
Seperti penggunaan Napza, alkohol dll
Perawatan pada kedaruratan psikiatri biasanya berfokus pada manajemen perilaku dan gejala. Proses therapy dilakukan bersamaan dengan proses evaluasi (jika pemberian terapi memungkinkan). Wawancara awal selain bertujuanuntuk memperoleh informasi penyakit yang penting, tetapi juga untuk rencana pengobatan selanjutnya.
Terapi modalitas yang bisa di pakai untuk seting kedaruratan psikiatri diantaranya :
1) farmakoterapi,
2) seclusion (isolasi) dan restraint (fiksasi fisik), dan
3) psikoterapi.
Selain itu intervensi psikososial juga berperan dalam kegawatdaruratan psikiatri.
Intervensi psikososial secara umum berupa beberapa bentuk psikoterapi, pelatihan sosial, dan pelatihan vokasional. Teraphy ini sangat berguna untuk memberikan dukungan, edukasi, dan panduan kepada klien yang mengalami gangguan jiwa atau ODGJ beserta keluarganya. Ada sebagian penelitian mengatakan bahwa salah satu manfaat dari tatalaksana ini adalah untuk membantu seseorang mengurangi akibat negatif dari gangguan yang dialaminya dan meningkatkan fungsi sosialnya.
Pada kegawatdaruratan psikiatri, tujuan intervensi psikososial adalah untuk keamanan pasien, melakukan penilaian, jika memungkinkan untuk dilakukan fasilitasi terhadap perubahan meski sedikit namun bermakna pada kondisi diri pasien.
Tahapan atau tingkatan intervensi psikososial pada kedaruratan psikiatri yaitu:
1. Menciptakan ikatan (Building an Alliance) Berartinya suatu wawancara tergantung dari sifat hubungan petugas dengan klien. Agar wawancara dapat menghasilkan data yang dapat diandalkan (reliable), hendaknya senantiasa diusahakan menciptakan dan memelihara hubungan yang optimal antara dokter dengan pasien. Wawancara suatu hal yang tak terpisahkan antara sifat terapeutik dan penegakan diagnosis.
2. Menghadapi Krisis Melalui tahapan Stabilisasi dan Intervensi Intervensi krisis adalah suatu cara yang diberikan segera pada seseorang yang mengalami suatu kejadian yang berakibat gangguan pada mental dan fisik.
Secara ringkas tujuan dari intervensi krisis adalah
(1) stabilisasi,
(2) meredakan tanda dan gejala akut dari distres, dan
(3) restorasi dari fungsi adaptasi independen jika mungkin atau fasilitasi akses menuju ke
perawatan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-pjs9ab995d1defull.pdf
https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/psychiatric-...
https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/708

