Adiksi merupakan suatu kondisi ketergantungan fisik dan mental terhadap hal-hal tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi orang yang mengalaminya. Dalam adiksi, terdapat tuntutan dalam diri penyalahguna narkoba untuk menggunakan secara terus menerus dengan disertai peningkatan dosis terutama setelah terjadinya ketergantungan secara fisik dan psikis serta terdapat pula ketidak mampuan untuk mengurangi atau menghentikan konsumsi narkoba meskipun sudah berusaha keras.Adiksi atau ketergantungan terhadap narkoba merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami ketergantungan secara fisik dan psikologis terhadap suatu zat adiktif.
Istilah adiksi sering digunakan untuk menyebut ketergantungan terhadap Napza (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), tetapi akhir-akhir ini digunakan untuk menyebut masalah ketergantungan terhadap yang lain, termasuk judi, makan, pekerjaan, Internet, pornografi, seks, komputer, videogame, dan berbelanja. Faktor penyebab dan pencetusnya bisa genetik, biologik/farmakologik dan sosial. Gejala klinis adiksi meliputi adanya ketergantungan fisik dan ketergantungan psikologik Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium, sedang penatalaksanaannya harus holistik, meliputi farmakoterapi, psikoterapi dan manipulasi lingkungan. Prognosis pasien adiksi tergantung pada berbagai faktor yang mencetuskan, apakah karena genetik, psikologik atau akibat pengaruh lingkungan sosial.
Kecanduan menimbulkan "korban jiwa dan manusia yang sangat tinggi" pada individu dan masyarakat secara keseluruhan. Di Amerika Serikat, total biaya ekonomi masyarakat lebih besar daripada semua jenis diabetes dan gabungan semua kanker . Biaya ini timbul dari efek samping langsung obat-obatan dan biaya perawatan kesehatan terkait (misalnya, layanan medis darurat dan rawat jalan dan rawat inap ), komplikasi jangka panjang (misalnya, kanker paru-paru akibat merokok produktembakau , sirosishati , dan demensia akibat penyaki tkronis).alkohol konsumsi, dan mulut met dari metamfetamin digunakan), hilangnya produktivitas dan terkait kesejahteraan biaya, fatal dan non-fatal kecelakaan (misalnya, tabrakan lalu lintas ), bunuh diri, pembunuhan, dan penahanan, antara lain. Ciri klasik kecanduan termasuk gangguan kontrol atas zat atau perilaku, keasyikan dengan zat atau perilaku, dan terus menggunakan meskipun ada konsekuensi. Kebiasaan dan pola yang terkait dengan kecanduan biasanya ditandai dengan kepuasan langsung (hadiah jangka pendek), ditambah dengan efek merusak yang tertunda (biaya jangka panjang).
Etiologi
Ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya adiksi, baik sebagai penyebab maupun pencetus, antara lain factor genentik/biologic, farmakologik, psikologik dan social.
Gejala klinis adiksi ditandai adanya tiga hal pokok yang ada berikut ini :
- Komlpulsivitas, yaitu kehilangan kemampuan untuk menghentikan aktivitas tersebut,meskipun dia tahu bahwa hal itu tidak benar
- Meneruskan aktivitas tersebut, meskipun dengan berlanjutnya aktivitas tersebut akan berakibitas buruk terhadap kehidupannya, misalnya terhadap perkawinan,keluarga, pekerjaaan/karier, dijauhi teman, dilecehkan
- Obsesif, yaitu tidak dapat menghindar dari berfikir tentang aktifitas tersebut, hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk berfikir tentang aktivitas adiksinya tersebut
Ada bebera jenis adiksi yang kita kenal :
1.Adiksi NAPZA
2.Adiksi Berbelanja
3.Adiksi penggunaan internet
4.Adiksi Judi
5.Adiksi Makanan
6.Adiksi Seks
7.Adiksi Pornografi
8.Adiksi Komputer
9.Adiksi Video Game
10.Senam dan Shoping
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adiksi harus holistic, tergantung dari jenis dan latar belakang penyebab terjadijya adiksi. Namun, secara garis besar dapat dilakukan
- Penegakan diagnosis
- Detoksifikasi dengan
- Penghentikan seketika,sering disebut cold turkey, namun cara ini kurang manusiawi, sehingga saat ini mulai ditinggalkan.Masih dipakai di tempat tempat tertentu
- Metode subtitusi, penggantian dengan obat yang sesuai, kemudian dihentikan pelan-pelan. Hal ini dipandang lebih manusiawi dan lebih dapat diterima
- Rehabilitasi dengan
- Farmakoterapi dengan menggunakan obat yang sesuai dengan gejala yang timbul dan penyaki komorbid, dapat menggunakan obat penyekat seperti naltrexon, atau obat substitusi misalnya cadein, buprenorfin dan metadon
- Psikoterapi, bisa berupa psikoterapi individual maupun psikoterapi kelompok
- Manipulasi lingkungan , berupa manifulasi terhadap keluarga/masyarakat di sekitarnya atau pendampingan spiritual
- Resosialisasi, merupakan lanjutan dari proses rehabilitasi yaitu individu dipersiapkan kembali ke masyarakat ( sekolah, bekerja, keluarga ) dengan menggunakan sistem therapeutic community ( TC )
Adapun untuk adiksi jenis lain tergantung latar belakang yang mendasarinya, melilputi farmakoterapi, psikoterapi dan manifulasi lingkungan. Pada penderita adiksi yang didasari gangguan obsesif kompulsif, diberikan obat-obatan anti depresan yang dapat menekan gejala obsesi maupun kompulsinya, misalnya clomipramin atau SSRI (serotonin reuptake inhibitor ). Ada beberapa cara terapi yang pernah diterapkan untuk pasien adiksi, misalnya residential treatment program untuk adiksi video gamea elktrik scock tratmnet, on-line gamers anonymous
Untuk Adiksi Napza Di UPTD RSJD Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, saat ini sudah menerima pelayanan penanganan adiksi Napza, baik rawat jalan / ataupun rawat inap. Keluarga bisa langsung datang ke poli Napza atau IGD UPTD RSJD Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bisa diantar oleh petugas atau datang dengan inisiatif sendiri / voulentery, bagi pengguna BPJS PBI untuk saat ini masih ditanggung pemerintah.
Sumber:
https://bnn.go.id/mengenal-adiksi/
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_719427095471.pdf
Addiction. (2007). Retrieved July 20, 2007, from http//:www.en.wikipedia.org/wiki/addiction