Utamakan Kepuasan Klien, Dinkes Babel Latih Kompetensi Komunikasi SDMK di Puskesmas
PANGKALPINANG - Dalam rangka mengutamakan kepuasan klien, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melatih kompetensi komunikasi sumber daya manusia kesehatan (SDMK) di puskesmas. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang diwakilkan dengan Plt. Kepala Sumber Daya Kesehatan, Ratu Zaenab Amin, saat membuka Pelatihan Komunikasi dalam Pelayanan Publik bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas, yang diselenggarakan di Hotel Renz pada Senin (02/12/2024).
"Kepuasan pasien sebagai pengguna jasa merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu pelayanan di puskesmas dan kepuasan pasien merupakan cerminan kualitas pelayanan kesehatan," lanjutnya.
"Mutu pelayanan kesehatan merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan," tuturnya.
"Tidak dipungkiri dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien dan keluarga, terkadang menimbulkan ketidakpuasan dari pelanggan," jelasnya.
"Ketidakpuasan pelanggan timbul antara lain disebabkan kurangnya kompetensi dari sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan. Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu kunci sukses dalam memberikan pelayanan," tegas Ratu.
Dengan adanya permasalahan itulah, lanjut Ratu, diperlukan kompetensi komunikasi bagi SDMK di puskesmas dalam memberikan pelayanan prima kepada pasien dan keluarganya.
"Diperlukan dukungan berupa peningkatan kapasitas yang memadai, sesuai fungsi dan perannya baik di provinsi maupun di kabupaten/kota. Untuk itu, diperlukan pelatihan komunikasi dalam pelayanan publik bagi SDMK di puskesmas agar dapat mempersiapkan tenaga yang sudah dilatih yang andal di kabupaten/kota dan puskesmas," pungkas Ratu.
Pelatihan yang digelar selama lima hari ini dihadiri oleh dua puluh SDMK dinas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas terpilih se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sumber: Tim Media Dinkes Babel Penulis: Adinda Chandralela Fotografer: Andini NugrainiBidang Informasi: DinkesGelar Gladi Lapangan Penanggulangan Bencana, Kadinkes Babel Tegaskan SDM Harus Siap Siaga
PANGKALPINANG - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar Gladi Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, yang bertempat di Hotel Swiss-Bell (20/11/2024). Saat membuka kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS menegaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) harus selalu siap siaga saat penanggulangan jika terjadi krisis kesehatan akibat bencana atau berisiko bencana.
"Prepare and ready. Saat terjadi bencana, SDM harus waspada dan siap siaga. Tidak hanya tenaga utama, tenaga cadangan juga harus disiapkan sama baiknya dengan tenaga inti. Upaya kesiapsiagaan ini juga merupakan salah satu upaya mengurangi faktor risiko kejadian krisis kesehatan," lanjutnya.
Andri menjelaskan bahwa pada pilar ketiga transformasi kesehatan, transformasi sistem ketahanan kesehatan berfokus pada kemandirian obat dalam negeri dan penyediaan tenaga cadangan kesehatan.
"Ketahanan kesehatan harus diperkuat, baik dalam kondisi dan situasi normal maupun kondisi darurat saat terjadi krisis kesehatan dan pasca krisis kesehatan," tuturnya.
Menurut Andri, kita harus memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif tetap berlangsung dengan, baik termasuk di daerah atau wilayah yang mengalami krisis kesehatan akibat bencana," ujar Andri.
"Koordinasi internal klaster kesehatan dan emergency medical team (EMT) harus konsisten dilakukan. Demikian juga kemampuan koordinasi antar perangkat daerah terkait pada situasi darurat krisis kesehatan," lanjutnya.
Andri menginginkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia kesehatan penanggulangan krisis kesehatan meningkat.
"Tim klaster kesehatan dan EMT harus memiliki kemampuan dalam hal bantuan hidup dasar dan manajemen korban massal, juga segi teknis dan manajerial," lanjutnya
"Gladi lapangan ini diharapkan dapat menjadi momentum harmonisasi menyamakan langkah upaya peningkatan pencegahan dan penanganan krisis kesehatan akibat bencana atau potensi bencana di provinsi tercinta ini," pungkas Andri.
Hari Kesehatan ke-60, Kadinkes Babel Pimpin Upacara di Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
PANGKALPINANG - Peringati Hari Kesehatan Nasional ke-60, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS memimpin upacara peringatan yang digelar di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pangkalpinang pada Selasa (12/11/2024).
Dalam upacara yang dihadiri oleh lintas sektor kesehatan, Andri membacakan sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi G. Sadikin. "Keberhasilan lndonesia kembali masuk ke dalam kelompok upper middle-income country setelah terpuruk di era Covid-19, menjadi bukti bahwa bangsa kita adalah bangsa pejuang," ujarnya.
Andri menegaskan bahwa syarat utama kita bisa mencapai target di 2045, tepat 100 tahun usia bangsa kita, adalah manusia lndonesia yang sehat dan cerdas. "Hal ini tidak akan bisa tercapai tanpa gandeng tangan dari semua pemangku kepentingan. Karenanya, tema Hari Kesehatan Nasional ke-60 tahun 2024 yaitu "Gerak Bersama, Sehat Bersama", mutlak harus menjadi semangat kita semua," lanjutnya.
"Pasca disahkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, pemerintah kini sedang memfinalkan Rencana lnduk Bidang Kesehatan (RIBK), yang akan berfungsi sebagai haluan bersama dalam membangun kesehatan di seluruh
lndonesia. Pesan saya, RIBK harus diacu oleh pemerintah pusat dan daerah dalam merencanakan, menganggarkan, dan mengimplementasikan program kesehatan di wilayahnya," ungkap Andri.
"Pemerintah pusat tidak mampu melakukannya sendiri. Hanya dengan sinergi dan kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh elemen masyarakat, pilar transformasi kesehatan dapat kita tegakkan menuju perubahan yang
lebih baik," tuturnya.
"Transformasi kesehatan adalah tonggak penting dalam sejarah perjalanan bangsa lndonesia menuju bangsa yang maju. Langkah perubahan yang sudah kita lakukan sejauh ini, menjadi dasar kuat percepatan program kesehatan ke depan. Sebagai program prioritas Kabinet Merah Putih, Bapak Presiden memberi penekanan di tiga area program kesehatan, yaitu. 1) pemeriksaan kesehatan gratis, 2) penurunan kasus TB, dan 3) pembangunan rumah sakit lengkap berkualitas di daerah terpencil
dan tertinggal," ujarnya.
Pada kesempatan ini, lanjutnya, saya berpesan kepada seluruh jajaran kesehatan untuk berkontribusi maksimal terhadap kesuksesan pencapaian program pemerintah tersebut.
"Saya sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, kepada seluruh insan kesehatan yang telah bahu-membahu berjuang tanpa lelah dalam melaksanakan pembangunan kesehatan lndonesia. Tenaga medis, tenaga kesehatan, LSNI, swasta, media, profesional, akademisi, seluruh pegawai dan pejabat pemerintahan di pusat dan daerah, serta tak lupa para kader: terima kasih," lanjut Andri.
"Mari kita bangun bersama budaya sehat, demi lndonesia Emas 2045, bahkan sampai ke generasi selanjutnya. Selamat Hari Kesehatan Nasional, Sehat Negeriku, Maju lndonesiaku!" pungkas Andri.
Tampak hadir Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pangkalpinang, Akhiat, SKM, M.Si, Kabiddokkes Kombespol dr. Zulkhairi, Sp.PD., K-Geh, Finasim, MARS, Ketua IAKMI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Hermain, SKM, MKM, Perwakilan BKK Pangkalpinang, dr. Leo Ari Wibowo, dan lintas sektor lainnya.
Hari Kesehatan Nasional ke-60
12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN), dan pada tahun
ini merupakan peringatan yang ke-60 dengan tema “Gerak Bersama Sehat Bersama”.
Tema ini memiliki makna pentingnya menjaga kesehatan, mengajak masyarakat
untuk senantiasa menjaga kesehatan, membangun semangat dan optimisme untuk
terus sehat, serta mengingatkan pentingnya melaksanakan Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sehat
dan produktif, serta memberikan dampak positif untuk semua elemen kehidupan.
Dalam rangka memperingati HKN ke-60, Kementerian Kesehatan menggelar
Kampanye “Janji Hidup Sehat” (#JanjiHidupSehat) yang menyoroti perilaku sehat
seperti skrining kesehatan, beraktivitas fisik selama 30 menit setiap hari,
tidak merokok, mengonsumsi sayur dan buah, serta menjaga pola istirahat yang cukup.
#dinkesbabel #babelsehat #transformasikesehatan #sohibsehat #hknke60 #hkn2024 #harikesehatannasional #timmediadinkesbabel #JanjiHidupSehat #adindaclela
Sumber: Tim Media Dinkes BabelPenulis: Tim Media Dinkes BabelBidang Informasi: DinkesPenghargaan Dinkes Babel dalam Hari Kesehatan Nasional ke-60
JAKARTA - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi G. Sadikin menyerahkan penghargaan Menteri Kesehatan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-60 tahun 2024. Penghargaan diterima langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS. Kegiatan diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada Sabtu (09/11/2024).
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil membawa pulang penghargaan sebagai berikut:
1. Kategori Provinsi dalam Implementasi Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (Sisrute), peringkat 2
2. Pemeringkatan Profil Kesehatan Provinsi di Indonesia Tahun 2024, peringkat 3
3. Instansi Pengelola Jabatan Fungsional Kesehatan Terbaik Kategori Dinas Kesehatan Provinsi, peringkat 3
Terima kasih kepada semua pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atas upaya dan kinerjanya sehingga semua kegiatan tidak hanya berjalan dengan baik, juga menorehkan prestasi di lingkungan kesehatan Indonesia.
#dinkesbabel #babelsehat #transformasikesehatan #sohibsehat #hknke60 #hkn2024 #harikesehatannasional #timmediadinkesbabel #profilkesehatanbabel #sisrutebabel #sdmkbabel #sdkbabel #adindaclela
Sumber: Tim Media Dinkes BabelPenulis: Adinda Chandralela Fotografer: IstimewaBidang Informasi: DinkesKadinkes Babel: Tingkatkan Kapasitas SDM dalam Program Penanggulangan TBC
PANGKALPINANG - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS menegaskan bahwa kapasitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan dalam program penanggulangan TBC harus ditingkatkan. Hal ini disampaikannya saat membuka Pertemuan Koordinasi Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Program TBC, yang bertempat di Hotel Sun pada Senin (04/11/2024).
"Peningkatan kapasitas SDM di sektor kesehatan, khususnya yang terlibat dalam program penanggulangan TBC, merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya pengendalian TBC di Indonesia," ujar Andri.
"Kualitas dan kompetensi SDM yang memadai di seluruh tingkatan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, akan menentukan efektivitas implementasi program TBC, mulai dari deteksi dini, penanganan kasus, hingga kegiatan pencegahan dan pemberdayaan masyarakat," lanjutnya.
Menurut Andri, diharapkan dapat tercipta peta kebutuhan SDM yang lebih jelas sehingga setiap tingkatan baik provinsi maupun kabupaten/kota, memiliki tenaga kesahatan yang kompeten. "SDM yang berkualiatas dapat mendukung program eliminasi TBC di Indonesia, terutama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," ungkap Andri.
Andri berharap rencana kebutuhan SDM dapat disusun dengan lebih terukur dan tepat sasaran, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. "Kita juga harus memperkuat sinergi antar berbagai pihak serta menyusun strategi yang lebih efektif dalam pelaksanaan program TBC di lapangan," pungkas Andri.
Sumber: Tim Media Dinkes Babel Penulis: Ika Septi IndahyaniFotografer: Ika Septi IndahyaniBidang Informasi: DinkesSambangi Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja, Dinkes Babel dan Bangka Lakukan Pembinaan Kesehatan
BANGKA – Menyambangi Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, dan Puskesmas Petaling melakukan pembinaan kesehatan pada Selasa (29/10/2024). Pada kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan komitmen bersama dalam rangka menjalin kemitraan antara Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Pondok Pesantren.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS menjelaskan bahwa pembinaan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai perubahan perilaku dan perbaikan kesehatan lingkungan pondok pesantren.
“Tentunya dengan mengacu pada hasil pembinaan dan rekomendasi yang telah disampaikan, meliputi penjaringan kesehatan, penyuluhan kesehatan, inspeksi sanitasi, dan pembinaan kader poskestren,” lanjutnya.
“Dilakukan juga pendampingan pemberdayaan warga pondok pesantren dalam melakukan survei mawas diri (SMD) serta musyawarah masyarakat pondok pesantren,” ujarnya.
Andri menambahkan bahwa Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja merupakan lembaga pendidikan Islam tertua, yaitu berdiri sekitar tahun 1932, di Kepulauan Bangka Belitung.
“Berlokasi di Desa Kemuja, Pesantren Al-Islam mengalami perkembangan cukup signifikan, terbukti dengan digagasnya beberapa madrasah/sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah,” tutur Andri.
Dinas kesehatan menyerahkan media penyuluhan, rapot kesehatan, dan tablet tambah darah secara simbolis.
Sumber: Tim Media Dinkes BabelPenulis: Andini NugrainiFotografer: Ramzani, SKMBidang Informasi: DinkesProfil Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2023
Ready to use. Silakan bagi yang membutuhkan data dan informasi terkait kesehatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggambarkan potret kesehatan secara komprehensif. Terurai situasi dan keadaan kesehatan masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2023. Tampil berbagai data dan informasi kesehatan, dengan data pendukung lainnya yang dideskripsikan dengan analisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Silakan unduh dari website Dinas Kesehatahatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di https://dinkes.babelprov.go.id/content/profil-kesehatan-tahun-2023.
Sumber: Tim Media Dinkes BabelPenulis: Adinda ChandralelaBidang Informasi: DinkesKadinkes Babel: Data dan Informasi Kesehatan Sebagai Sumber Daya Strategis
PANGKALPINANG - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS mengungkapkan bahwa data dan informasi kesehatan sebagai salah satu sumber daya strategis bagi organisasi. Hal ini disampaikannya saat membuka Pertemuan Validasi Data Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Hotel Sun pada Kamis (10/10/2024).
"Data dan informasi merupakan sumber daya yang sangat strategis bagi organisasi," tutur Andri.
Selain sebagai bahan pengambilan keputusan, lanjutnya, ketersediaan data dan informasi yang akurat, tepat, serta terkini menggambarkan performa manajemen suatu organisasi.
"Memang tidak bisa dipungkiri bahwa proses pengumpulan data kesehatan dari kabupaten/kota dalam penyusunan data profil kesehatan masih menemui beberapa kendala," lanjutnya.
"Oleh karena itu, diharapkan dapat diperoleh solusi dan kesepakatan untuk meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya ketersediaan data dan informasi kesehatan daerah yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh pengelola data dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini, Andri menjelaskan bahwa indikator hasil kinerja pembangunan kesehatan adalah adanya profil kesehatan provinsi dan kabupaten/kota.
"Untuk meningkatkan kualitas pencapaian indikator tersebut, diperlukan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi. Adanya penyamaan persepsi alur pelaporan dan pengelolaan data program, termasuk penyamaan persepsi definisi operasional keseragaman form laporan dan mengoptimalkan sistem informasi kesehatan online," ujarnya.
Menurut Andri, profil kesehatan yang kita susun setiap tahun menyajikan berbagai data dan informasi yang relatif komprehensif.
"Data dan informasi tersebut diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, baik dari fasilitas pelayanan kesehatan, unit kesehatan lainnya, sektor terkait, maupun hasil survei," jelasnya.
"Namun demikian, data yang telah terkumpul dari berbagai sumber tersebut masih perlu dicermati dan diverifikasi sehingga dihasilkan data dan infromasi kesehatan yang akurat, tepat, dan valid sebagai dasar pengambilan keputusan.
"Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada kabupaten/kota yang berperan aktif menyusun profil kesehatan kabupaten/kota sehingga menjadi sumber Profil Kesehatan Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2022 yang lalu," pungkas Andri.
Pemprov Babel Susun Rencana Aksi Daerah Terkait Program Tuberkulosis
PANGKALPINANG - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Dinas Kesehatan menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) terkait program tuberkulosis. Pertemuan Penyusunan Rencana Aksi Daerah pada Program Tuberkulosis Tingkat Provinsi ini diselenggarakan di Hotel Grand Manunggal Pangkalpinang pada Rabu (09/10/2024).
Saat menyampaikan sambutan Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Dinas Kesehatan, dr. Andri Nurtito, MARS menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara dengan beban kasus tertinggi kedua setelah India.
"Estimasi kasus tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2024 sebanyak 1.060.000 kasus. Berdasarkan data per 17 September 2024, penemuan kasus tuberkulosis sebanyak 588.760 kasus, mencapai 54 persen dari target 90 persen," jelas Andri.
"Untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, capaian penemuan sebanyak 2.170 kasus, yaitu 43 persen dari target 90 persen," ungkapnya.
Andri menegaskan bahwa hal ini masih perlu perhatian untuk mencapai target penemuan kasus tuberkulosis di Indonesia, terkhusus Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Komitmen untuk menanggulangi kasus tuberkulosis, lanjut Andri, Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
"Melalui Peraturan Presiden ini, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan insidensi kasus tuberkulosis menjadi 65 per 100.000 penduduk pada tahun 2030," ujarnya.
"Penyusunan RAD imenunjukkan peran dan kontribusi lintas program dan sektor dalam mendukung program penanggulangan TBC. RAD menjadi dasar tujuan untuk memperbaiki kualitas kesehatan penderita tuberkulosis sehingga dapat sembuh dan mampu lebih produktif," pungkas Andri.
Sumber: Tim Media Dinkes Babel Penulis: Adinda Chandralela Fotografer: Pari PustaBidang Informasi: DinkesKadinkes Babel: Kesehatan Jiwa Memengaruhi Kualitas Hidup
PANGKALPINANG - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS mengungkapkan bahwa kesehatan jiwa memengaruhi kualitas hidup seseorang. Hal ini disampaikannya saat membuka Orientasi Skrining dan Intervensi Hasil Skrining Kesehatan Jiwa dan NAPZA oleh Kader dan Petugas Konseling bagi Pengelola Kesehatan Jiwa di Kabupaten/Kota pada Selasa (24/09/2024).
"Kesehatan jiwa akan memengaruhi kualitas hidup seseorang. Walaupun tak tampak, kesehatan jiwa ini sama halnya dengan kesehatan yang nyata. Sama halnya dengan jantung dan organ lain, kesehatan jiwa menjadi penting karena akan mendukung kesehatan secara menyeluruh," ujar Andri.
Ditambahkannya, kesehatan jiwa merupakan komponen yang menyatu dengan kesehatan karena seseorang dinyatakan sehat bila keadaannya baik secara fisik, jiwa, maupun sosial, dan bukan terbebas dari penyakit untuk memungkinkan hidup produktif.
"Diperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan jiwa, neurologi, dan penyalahgunaan obat; angka tersebut menyumbang 14 persen beban penyakit global. Dan sekitar 154 juta diantaranya menderita depresi," ujar Andri.
"Kementerian Kesehatan telah melaksanakan Transformasi Layanan Kesehatan, antara lain melalui penguatan layanan primer dan layanan kesehatan jiwa yang terintegrasi. Keduanya dilaksanakan secara komprehensif di seluruh siklus hidup, mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif," jelas Andri.
"Perlu penguatan dan kolaborasi lintas program dan lintas sektor, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mendukung implementasi program deteksi dini melalui skrining kesehatan jiwa di masyarakat," harap Andri.
Sementara Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pegendalian Penyakit, Evalusi menjelaskan bahwa masalah kesehatan jiwa di Indonesia cukup memprihatinkan. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023, dua persen dari penduduk usia ≥15 tahun memiliki masalah kesehatan jiwa. Sekitar 0,25 persennya memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup dan 1,4 persen mengalami depresi.
"Mencermati hal tersebut, pencegahan terhadap masalah kesehatan jiwa dan intervensi dini gangguan jiwa seyogianya menjadi prioritas dalam mengurangi gangguan jiwa berat di masa yang akan datang," ujar Evalusi.
"Skrining menjadi langkah awal untuk mengetahui masalah kesehatan jiwa secara dini. Namun demikian, setelah ditemukan ketidaklancaran dalam siklus hidup, tindak lanjut untuk mengatasi masalah harus dilaksanakan," lanjutnya.
Menurutnya, jika tidak dilakukan tindak lanjut, hasil skrining hanya menjadi data dan informasi semata.
"Masalah kesehatan mental yang terlambat terdeteksi dan tidak ada intervensi bisa menyebabkan buruknya kualitas hidup, bahkan bunuh diri. Semakin cepat terdeteksi, semakin baik pula efektivitas penanganan masalah kesehatan mental," pungkas Evalusi.
Kegiatan yang akan berlangsung mulai dari 24 sampai dengan 27 September 2024 ini diselenggarakan di Hotel Grand Safran dan dihadiri oleh 34 orang peserta, terdiri atas dinas kesehatan kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan lintas sektor.
Sumber: Tim Media Dinkes Babel Penulis: Adinda Chandralela Fotografer: Rurie HarfikaBidang Informasi: DinkesKadinkes Babel dalam Workshop IDAI: Cegah Misinformasi Terkait Imunisasi
PANGKALAN BARU - Saat membuka Workshop Ikatan Dokter Anak Indonesia, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS menegaskan bahwa mencegah misinformasi terkait imunisasi. Workshop yang digelar di Soll Marina Hotel & Conference Centre Bangka pada Minggu (15/09/2024) ini bertemakan "Regional Immunization Champions Workshop Pediatric Association Advocacy for Immunization Priorities".
"Misinformasi atau miskomunikasi terkait imunisasi yang sering kali beredar di berbagai media informasi menyebabkan masyarakat ragu, bahkan menolak imunisasi," ujar Andri.
"Mereka terpengaruh oleh informasi yang tidak benar sehingga sasaran yang berhak dan wajib menerima pelayanan imunisasi sesuai usia belum terjangkau," ungkapnya.
Kemudian, lanjut Andri, hal ini menyebabkan terjadi hambatan dalam pelaksanaan program imunisasi dan upaya meningkatkan cakupan imunisasi tidak maksimal.
"Dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 pasal 44 tercantum bahwa setiap bayi dan anak berhak memperoleh imunisasi untuk memberikan perlindungan dari Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisas," lanjutnya.
"Pihak keluarga, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung imunisasi untuk bayi dan anak. Hal tersebut mengharuskan pemerintah dan semua unsur kelompok masyarakat agar berpartisipasi aktif untuk melakukan upaya yang mendukung kesuksesan pelaksanaan program dan capaian imunisasi sesuai target nasional," jelasnya.
Andri berharap melalui workshop ini, masyarakat bisa mendapatkan informasi efektif dari IDAI.
"Hal ini penting karena anggota IDAI adalah tenaga ahli yang memberikan informasi terpercaya dan relatif mudah diterima oleh berbagai kelompok dan lapisan masyarakat sehingga lebih efektif melakukan kontrainformasi terhadap hoax atau berita informasi yang tidak benar," jelasnya.
"Para champion imunisasi dapat mendorong munculnya champion baru sesuai dengan tugas dan peran masing-masing, dengan berinovasi memberdayakan kader kesehatan, tokoh masyarakat/agama, menjadi volunteer atau komunikator masyarakat sehingga bisa meningkatkan cakupan imunisasi di wilayahnya," pungkas Andri.
Sumber: Tim Media Dinkes Babel Penulis: Adinda Chandralela Fotografer: M. Rais HaruBidang Informasi: DinkesKadinkes Babel: 27 Alat TCM Disiapkan Untuk Program Pengendalian Tuberkulosis
PANGKALPINANG - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS mengungkapkan bahwa dua puluh tujuh alat Tes Cepat Molekuler (TCM) disiapkan untuk program pengendalian tuberkulosis (TBC). Hal ini disampaikannya saat membuka Workshop Monitoring dan Evaluasi Laboratorium Tes Cepat Molekuler dan Mikroskopis, yang diselenggarakan di Hotel Sun pada Senin (09/09/2024).
"Penempatan alat TCM di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimulai tahun 2013. Sampai dengan tahun 2023 ini, sudah terdapat 26 alat TCM di 7 kabupaten/kota. Tahun 2024 ada penambahan satu alat TCM truenat yang ditempatkan di Puskesmas Pongok, Kabupaten Bangka Selatan," tutur Andri.
"Pada tahun 2024, berdasarkan analisis laporan bulanan TCM di SITB, rerata utilisasi tingkat provinsi termasuk sedang. Untuk rerata tingkat utilisasi kabupaten/kota, yang paling tinggi adalah Pangkalpinang, 59,42 persen dan yang paling rendah adalah Bangka Selatan, yaitu 25,98 persen," lanjutnya.
Andri menjelaskan bahwa laboratorium tuberkulosis (TBC) adalah komponen utama dalam program pengendalian TBC.
"Laboratorium berperan dalam mendiagnosis dan mengevaluasi pengobatan TBC. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium yang mutunya terpantau," ujarnya.
"Pemanfaatan Mutu Eksternal (PME) mikroskopis BTA telah dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan. Salah satunya adalah uji silang secara bertingkat dari mulai tingkat fasyankes, Laboratorium Rujukan Intermediat (LRI), Laboratorium Rujukan Provinsi (LRP), hingga Laboratorium Rujukan Nasional (LRN)," jelas Andri.
"Uji silang mikroskopis TBC sangat penting untuk menjamin kualitas pemeriksaan mikroskopis TBC," tegasnya.
"Program TBC nasional terus melakukan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi, dan inovasi program sebagai bentuk pengendalian TBC, termasuk penggunaan dan akses penggunaan alat TCM," lanjutnya.
"Pemanfaatan alat TCM merupakan salah satu upaya untuk mempercepat diagnosis sehingga pasien dapat memperoleh pengobatan sedini mungkin," pungkas Andri.
Kadinkes Babel: Sunat Perempuan Melanggar Hak Asasi Manusia
PANGKALPINANG - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS menegaskan bahwa sunat perempuan melanggar hak asasi manusia. Hal ini disampaikan beliau saat membuka Workshop Pencegahan Praktik Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP), yang diselenggarakan di Sekretariat PD Ikatan Bidan Indonesia pada Sabtu (07/09/2024).
"Sunat perempuan merupakan masalah global yang sangat ditentang karena termasuk masalah perusakan alat kelamin perempuan (FGM) atau pemotongan dan pelukaan genitalia perempuan (P2GP) yang melanggar hak asasi manusia," jelas Andri.
Menurutnya, selain dianggap sebagai kekerasan terhadap perempuan, praktik ini tidak memiliki alasan medis dan belum terbukti bermanfaat bagi kesehatan, bahkan dapat berdampak merugikan.
"Secara global, sekitar 180 negara berkomitmen untuk menghapus segala bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan pada Convention of The Elimination of All Forms of Discriminations Against Women (CENDAW) tahun 1979," tutur Andri.
"Pada Desember 2012, PBB melarang FGM di seluruh dunia," tukas Andri.
Di indonesia, lanjutnya, sunat perempuan merupakan bagian dari kepercayaan dan tradisi budaya yang dilaksanakan secara turun-temurun sejak zaman dahulu oleh sebagian kelompok masyarakat.
"Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa 15,2 persen anak perempuan berumur 0-11 tahun pernah disunat. Sekitar 50,9 persen dilakukan oleh bidan, 40 persen oleh dukun bayi, dan 2,3 persen oleh tenaga kesehatan lainnya," lanjutnya.
"Kementerian Kesehatan mencabut permenkes tentang sunat perempuan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2014. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sunat perempuan bukan merupakan tindakan kedokteran karena pelaksanaannya tidak berdasarkan atas indikasi medis dan belum terbukti bermanfaat bagi kesehatan," ujar Andri.
"Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyusun strategi advokasi dan sosialisasi P2GP bagi tokoh agama Islam serta kelompok pemuda. Tokoh agama dan pemuda dapat membantu untuk mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan praktik sunat perempuan," lanjutnya.
"Dengan workshop ini, upaya menghilangkan praktik sunat perempuan pada jajaran petugas kesehatan dapat dilakukan karena masih ditemukan petugas kesehatan sebagai pelaku P2GP," pungkas Andri.
Sumber: Tim Media Dinkes BabelPenulis: Adinda Chandralela Fotografer: Tim IBI BabelBidang Informasi: DinkesTidak Ada Laporan Virus Mpox di Babel, Dinkes Babel Tingkatkan Kewaspadaan Dini
PANGKALPINANG - Saat ini tidak ada laporan Virus Monkey Pox (Mpox) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dinas Kesehatan meningkatkan kewaspadaan dini. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS saat melakukan wawancara dengan TVRI di ruang kantornya pada Senin (02/09/2024).
"Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada laporan virus MPox di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Situasi masih aman dari penyakit ini," ujar Andri.
"Namun demikian, kita tetap meningkatkan kewaspadaan dini, terutama di pintu masuk wilayah, misalnya bandara dan pelabuhan. Hal ini untuk memantau kemungkinan virus tersebut masuk, tentunya bekerja sama dengan Balai Karantina Kesehatan Pangkalpinang," jelasnya.
Lebih lanjut, Andri menegaskan bahwa Dinkes Babel terus memantau perkembangan situasi dan informasi penularan virus MPox, baik global, regional, maupun nasional.
"Kami berkoordinasi dengan kabupaten/kota dalam melakukan kewaspadaan dini di wilayah masing-masing. Seluruh fasilitas kesehatan mulai diaktifkan. Demikian juga dengan kesiapan fasilitas isolasi dengan memanfaatkan ruang isolasi yang tersedia di rumah sakit yang akan menangani tempat kasus jika terdapat kasus," tuturnya.
"Jika ada anggota keluarga, tetangga, kerabat dengan gejala demam >38°C, ruam seperti cacar muncul dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan), segera ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan," jelas Andri.
Sementara Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Evalusi menjelaskan bahwa Mpox dapat menular melalui kontak fisik dari hewan ke manusia. Biasanya hewan pengerat dan primata.
"Mpox menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang melalui ruam Mpox pada tubuh seseorang, termasuk melalui kulit ke kulit, mulut ke mulut, atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual. Dapat juga menular karena orang lain yang sehat menyentuh barang yang disentuh oleh orang yang terinfeksi," jelas Evalusi.
"Pasien dengan kriteria suspek, probabel, atau konfirmasi Mpox gejala ringan, dapat ditangani dengan isolasi mandiri atau isolasi terpusat selama periode infeksi jika tersedia. Dilakukan penilaian syarat rumah sebelum pasien diputuskan untuk isolasi mandiri, yaitu tinggal di kamar terpisah dari anggota keluarga lain," urainya.
"Pemberian antivirus dapat diberikan kepada pasien dengan klinis berat, misalnya sepsis, ensefalitis, lesi yang luas, disertai manifestasi klinis perdarahan, dan kondisi lain yang membutuhkan rawat inap. Juga kepada pasien dengan riwayat dermatitis atopik, hamil atau menyusui, dan dengan komplikasi.
"Segera bawa pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat dari petugas kesehatan," tegas Evalusi.
Dinkes Babel Dorong Peran BPJS Kesehatan dalam Eliminasi TBC
PANGKALPINANG - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong peran Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam mengeliminasi tuberkulosis (TBC). Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS saat membuka Pertemuan Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi dengan BPJS Kesehatan Mencakup Validasi Data, Mekanisme Performance-Based Payment, dan Lainnya di Tingkat Provinsi. Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Sun pada Kamis (29/08/2024).
"Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang salah satunya diselenggarakan melalui BPJS kesehatan mengalami perkembangan dalam delapan tahun implementasinya dan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pembiayaan kesehatan di Indonesia," ujar Andri.
"JKN berpotensi untuk mendorong eliminasi TBC yang juga akan berkontribusi pada keberlanjutan finansial program JKN," ujarnya.
Terdapat empat hal strategis yang berpotensi untuk dilakukan BPJS kesehatan dalam rangka eliminasi TBC, lanjut Andri.
"Pertama, penguatan promotif preventif TBC; kedua, penguatan kualitas pengobatan TBC melalui belanja kesehatan strategis; ketiga, penguatan PPM dalam penanggulangan TBC; dan keempat, peningkatan kualitas data TBC," paparnya.
"TBC masih menjadi masalah kesehatan di dunia, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Tuberkulosis juga masih tetap menjadi perhatian utama bagi Pemerintah Indonesia dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis," jelasnya.
"Peraturan tersebut juga mengatur peran dan kontribusi lintasprogram dan sektor dalam mendukung program TBC. Peran serta kontribusi pelayanan kesehatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan, baik di pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun swasta," jelasnya.
"Kegiatan ini akan memperkuat koordinasi, memperjelas arah dan strategi, serta meningkatkan keterlibatan dan kontribusi dari semua pemangku kepentingan dalam penanggulangan TBC," ujarnya.
"Koordinasi yang efektif akan memastikan bahwa semua pihak terupdate dengan perkembangan terbaru dan dapat menyesuaikan strategi serta intervensi secara tepat," harap Andri.
Sementara Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Evalusi menjelaskan bahwa organisasi profesi kesehatan juga memegang peran krusial dalam upaya pengendalian TBC.
"Peran organisasi profesi memiliki akses langsung kepada masyarakan dan pasien, serta memiliki keahlian spesifik yang dapat mendukung program pengendalian TBC," jelasnya.
"Koalisi Organisasi Profesi Indonesia atau KOPI TBC atau organisasi profesi lainnya berada dalam posisi yang strategis untuk memfasilitasi kerja sama multisektor. Oleh karena itu, dibutuhkan pertemuan koordinasi, monitoring, dan evaluasi dengan kesehatan mencakup validasi data, mekanisme performance-based payment, dan lainnya di tingkat provinsi," ujar Evalusi.
"Pengukuhan kepengurusan KOPI TBC Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada hari ini menunjukkan komitmen kita bersama dalam mengeliminasi TBC di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," pungkas Evalusi.