SKIZOFRENIA, MEREKA BUTUH

Di kehidupan sehari-hari kita sering kali kita menemui perilaku yang menyimpang seperti marah-marah yang tidak terkendali, merusak barang, melukai diri sendiri dan mencederai orang lain, hingga terlihat jelas ada yang berbicara sendiri, tertawa tiba-tiba dan bahkan berteriak histeris tanpa ada sebabnya, itu sebagian kecil gejala-gejala gangguan kejiwaan.

Apa itu gangguan jiwa ?

Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (pengangkapan panca indera). Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita dan keluarganya. Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik), ataupun psikis (psikogenik). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gejala gangguan jiwa.

Apa yang dimaksud dengan Skizofrenia

Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan disorientasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju ke arah kronisitas, tetapi sekali – kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya bisa berakhir dengan personalitas yang rusak. Skizofrenia memiliki beberapa simtom, yaitu simtom kognitif, simtom suasana hati dan simtom somatik. Pasien dengan simtom kognitif akan mengalami halusinasi, delusi, cara bicara 8 yang tidak koheren atau kacau, dan tingkah laku tidak teratur. Pada pasien dengan gejala residual biasanya tidak memunculkan gejala tersebut akan tetapi cenderung menarik diri, tingkah laku aneh, afek tumpul, kepercayaan – kepercayaan dan pemikiran yang aneh. Pasien yang mengalami halusinasi mengungkapkan pengalaman yang salah, melihat, mendengar dan mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Pasien delusi memiliki keyakinan yang salah dan tidar rasieonal serta begitu melekat pada pikirannya. Pada pasien yang mengalami simtom suasana hati, pasien akan sulit mengalami emosi sejati. Respon emosional yang dihasilkan akan sangat ekstrem dan tidak terkendali.

Dari berbagai macam gejala skizofrenia dapat disimpulkan betapa banyaknya perilaku menyimpang yang termasuk gangguan jiwa. Bahkan gangguan tingkah laku yang sedikit empati dan emosi yang meledak-ledak merupakan bagian dari gejala gangguan jiwa. Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Kenapa dukungan keluarga sangat penting?

Keluarga merupakan unit paling dekat dengan penderita, dan merupakan “perawat utama” bagi penderita. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau perawatan yang diperlukan penderita di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit akan sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan penderita harus dirawat kembali (kambuh). Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kekambuhan penderita skizofrenia adalah kurangnya peran serta keluarga dalam perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena keluarga yang tidak tahu cara menangani perilaku penderita di rumah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat menghadapi masalah seseorang akan mencari dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan di cintai. Contoh nyata yang paling sering dilihat dan dialami adalah bila ada seseorang yang sakit dan terpaksa dirawat di rumah sakit, maka sanak saudara ataupun teman-teman biasanya datang berkunjung. Dengan kunjungan tersebut maka orang yang sakit tentu merasa mendapat dukungan sosial. Penderita gangguan jiwa sering mendapatkan stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan individu yang menderita penyakit medis lainnya. Hal ini tampak lebih jelas dialami oleh penderita skizofrenia, mereka sering mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi, misalnya perlakuan kekerasan, diasingkan, diisolasi atau dipasung. Perlakuan ini disebabkan karena ketidaktahuan atau pengertian yang salah dari keluarga atau anggota masyarakat mengenai skizofrenia. Hal itu menyebabkan penderita skizofrenia yang sudah sehat memiliki kecenderungan untuk mengalami kekambuhan lagi sehingga membutuhkan penanganan medis dan perlu perawatan di Rumah Sakit Jiwa lagi.

Dukungan keluarga yang seperti apakah yang dimaksud ?

Dukungan yang dimaksud ialah sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan penderita skizofrenia di lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkahlaku. Dalam hal ini, orang yang merasa memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Dan juga dengan cara diakui keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayanginya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Esti Perdana bahwa penderita skizofrenia yang mendapatkan dukungan keluarga mempunyai kesempatan berkembang kearah positif secara maksimal, sehingga penderita skizofrenia akan bersikap positif, baik terhadap dirinya maupun lingkungannya karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal. Dengan dukungan keluarga yang seimbang bagi penderita skizofrenia diharapkan baginya agar dapat meningkatkan keinginan untuk sembuh dan memperkecil kekambuhannya.

Dukungan, Perhatian, kepedulian kita merupakan bagian dari kesembuhan mereka

Daftar Pustaka

  1. Penelitian/Skripsi Peran Dukungan Keluarga Pada Penanganan Penderita Skizofrenia. Esti Perdana Puspitasari. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2009
  2. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Stuart, G.W & Sundeen. St. Louis: Mosby, 2006
  3. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Videbeck. Jakarta : EGC, 2008
  4. Keperawatan Jiwa. Yosef, I. Bandung : PT. Refika Aditama, 2011
Penulis: 
Rusmiaty Sitorus, S.Kep
Sumber: 
Humas RSJ Babel

Artikel

25/03/2024 | Dwi Nopri Sakti,S.Kep.,Ns
25/03/2024 | SARI ANGGUN F.R, S.Kep, Ners
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori