DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL (DPA)

Keadaan sulit, bencana, kemalangan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari. Setiap orang baik tua, muda bisa mengalami situasi sulit dalam kehidupannya sehingga menimbulkan tekanan psikologis yang dapat mengganggu aktivitas. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meringankan tekanan psikologis tersebut yaitu dengan memberikan dukungan awal psikologis (DPA). Dukungan psikologis awal (DPA) merupakan suatu teknik bantuan yang telah ramai digunakan dalam berbagai situasi krisis, baik bencana alam maupun non alam. Dukungan Psikologis Awal telah banyak diterapkan diseluruh dunia untuk mengurangi tekanan psikologis yang muncul akibat situasi tidak menyenangkan / distress yang dialami seseorang. Dukungan psikologis awal dapat diberikan oleh siapa saja, sesuai prinsip DPA, terutama terlatih oleh tenaga kesehatan yang dapat memberikan dukungan awal psikologis.

 Penelitian yang dilakukan oleh Shoukr, dkk (2022) tentang dampak dukungan psikologis awal pada caregiver orangtua dengan penyakit Alzheimer menunjukkan bahwa dukungan psikologis awal memberikan dampak yang positif bagi para caregiver tersebut dimana program DPA mampu menurunkan tingkat stres, meningkatkan kesejahteraaan psikologis dan pengetahuan tentang memberikan perawatan bagi caregiver pasien penyakit Alzheimer. Review literatur dari berbagai penelitian tentang DPA yang dilakukan oleh Hermosilla dkk, 2022 juga menunjukkan dampak positif dari DPA dengan sebagian besar melaporkan berkurangnya gejala kecemasan, depresi, stres pasca trauma, dan stres, serta peningkatan suasana hati, perasaan aman, rasa keterhubungan, dan kontrol diri, di antara remaja dan dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan psikologis awal sangat membantu dalam proses menghadapi situasi yang tidak menyenangkan / distress.

Dukungan psikologis awal merupakan suatu keterampilan dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk membantu seseorang ketika berada dalam situasi menekan (distress) agar menjadi lebih tenang dan dapat melewati situasi sulit. Dukungan psikologis awal merupakan langkah awal untuk mengurangi tekanan psikologis yang muncul setelah peristiwa krisis. Dasar dari dukungan psikologis awal adalah kepedulian terhadap seseorang dalam kondisi distres dengan menunjukkan empati. Hansen (2019) menyebutkan dukungan psikologis awal diberikan pada individu yang terkena situasi tidak menyenangkan dengan menggunakan prinsip lihat (look), dengar (listen) dan sambungkan (link). Lihat (look) dapat dijelaskan dengan mengacu pada bagaimana kita menilai hal-hal yang mencakup bagaimana situasi saat ini, siapa yang mencari bantuan, apa saja resiko yang dihadapi, kebutuhan dari orang yang terdampak, reaksi emosi yang wajar muncul. Dengar (listen) mengacu pada bagaimana memulai percakapan, pemberi layanan memperkenalkan diri, memberikan perhatian dan mendengarkan secara aktif, menerima perasaan atau emosi, menenangkan seseorang yang ada dalam situasi distress, menanyakan mengenai kebutuhan dan keprihatinan, membantu menemukan solusi akan kebutuhan dan permasalahan. Sambungkan (listen) dijelaskan bagaimana membantu dengan mengakses informasi, menghubungkan dengan orang tercinta dan dukungan sosial, menangani masalah praktis mengakses layanan dan bantuanlain. Pada pemberian dukungan psikologis awal ini bantuan mungkin tidak bisa diberikan secara sekaligus namun harus dilakukan pengulangan ataupun metode lain untuk mendapatkan hasil lebih baik.

Dukungan psikologis awal dapat diberikan dimana saja selama tempat tersebut aman, nyaman baik bagi para penolong maupun yang ditolong. Selain menggunakan prinsip dalam pemberian DPA, persiapan, menjalin komunikasi yang baik dengan memperhatikan kata dan bahasa tubuh perlu dilakukan ketika memberikan pertolongan. Hal lain yang perlu diingat dalam pemberian DPA, DPA bukanlah suatu terapi atau konseling, menjadikan orang yang ditolong lebih berdaya bukan tergantung, tidak memaksa orang yang ditolong untuk bercerita bahkan sampai menganalisis kejadian sesuai dengan adat budaya yang ditolong, penolong tetap memperhatikan kesehatan mental dirinya sebelum menolong oranglain, lakukan rujukan ke professional terdekat ketika dibutuhkan.

 

Penulis: Mita Octarina, M.Psi

 

Referensi:

Eman Mahmoud Mohammed ShoukrAbeer Abd El-Rahman MohamedAyman Mohamed El-Ashry & Heba Ahmed Mohsen, 2022. Effect of psychological first aid program on stress level and psychological well-being among caregivers of older adults with alzheimer’s disease.https://bmcnurs.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12912-022-01049-z Psychiatr Danub. 2023 Summer;35(2):232-238. doi: 10.24869/psyd.2023.232

We need to build the evidence: A systematic review of psychological first aid on mental health and well-being. Sabrina Hermosilla 1 2 3Sarah Forthal 4 3Karolina Sadowska 5 3Elizabeth B Magill 3 6Patricia Watson 7Kathleen M Pike 4 5 3. J Trauma Stress. 2023 Feb;36(1):5-16. doi: 10.1002/jts.22888. Epub 2022 Oct 27 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36300605/

 

Pernille Hansen.2019. A Short Introduction to Psychological First Aid for Red Cross and Red Crescent Societies., IFRC Reference Centre for Psychosocial Support, Copenhagen.

Penulis: 
Mita Octarina, M.Psi
Sumber: 
PSIKOLOG RSJD dr. SAMSI JACOBALIS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Artikel

24/04/2024 | Efa Zulli Nursekha, AMK
23/04/2024 | Rosmala Dewi,AMK
23/04/2024 | Rosmala Dewi,AMK
19/04/2024 | RISKI MELINDA, AMK
19/04/2024 | Rosmala Dewi,AMK
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori